Thursday 9 January 2014

fadilah membaca sholawat

Banyak sekali hikmah dan fadhilah membaca shalawat.
Perintah dari Allah Azza wa Jalla dan anjuran untuk mendawamkan shalawat dari hadits dan para ulama tentu saja memiliki keutamaan tersendiri.
Untuk memotivasi diri pribadi khususnya dan orang islam lain pada umumnya untuk menggairahkan bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Salam, berikut ini beberapa fadhilah dan keutamaan membaca Shalawat.
28 MANFAAT MEMBACA SHALAWAT:
1. Akan lebih giat melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
2. Di angkat sepuluh derajat atas kedudukannya kelak disisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
3. Di tuliskan bagi pembaca shalawat sepuluh kebaikan dan di hapuskan sepuluh kejelekan.
4. Memperoleh limpahan rahmat dan kebajikan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
5. Memperoleh kebajikan, terangkat derajatnya, menghapus kejahatan/kesalahan/dosa.
6. Memperoleh pengakuan kesempurnaan iman bila membacanya 100 kali.
7. Terjauhkan dari kerugian, penyesalan dan di golongkan ke dalam golongan orang-orang yang shaleh.
8. Akan lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
9. Memperoleh pahala seperti memerdekakan hamba sahaya (budak).
10.Memperoleh syafa'at dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Salam di akhirat.
11. Memperoleh penyertaan dari Malaikat Rahmat.
12. Memperoleh hubungan yang rapat dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Salam.Sebab, jika seseorang bershalawat dan mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Salam, maka shalawat dan salamnya di sampaikan kepada Beliau.
13. Membuka kesempatan berkomunikasi (bertemu) dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Salam disaat kita dalam keadaan terjaga (tidur).
14. Menghilangkan kesusahan, kegundaham dan melapangkan rezeki.
15. Melapangkan dada dan hati yang sempit bila seseorang membacanya 100 kali.
16. Menghapus dosa bila seseorang membacanya 3x setiap hari.
17. Menggantikan sedekah bagi orang-orang yang tidak mampu bersedekah.
18. Melipat gandakan pahala yang diperoleh terutama bila seseorang banyak membaca shalawat di hari Jumat.
19. Mendekatkan kedudukan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Salam di Hari Kiamat.
20. Menjadikan sebab doa kita diterima dan dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
21. Dapat terlepas dari kebingungan di Hari Kiamat.
22. Memenuhi suatu hak Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Salam atau memenuhi suatu ibadah yang diwajibkan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Salam kepada umatnya.
23. Di pandang sebagai seseorang yang mencintai Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Salam seperti pandangan kepada para sahabat Rasul.
24. Dikabulkan segala hajat atau kebutuhannya.
25. Membuat orang yang membacanya menjadi ingat atas segala hal yang di lupakannya.
26. Menghilangkan perasaan pelit.
27. Menyelamatkan pembacanya dari kejahatan orang yang mendoakan keburukan baginya.
28. mengundang keberkahan.





Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ
Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)[1].
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan anjuran memperbanyak shalawat tersebut[2], karena ini merupakan sebab turunnya rahmat, pengampunan dan pahala yang berlipatganda dari Allah Ta’ala[3].
Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:
·         Banyak bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan tanda cinta seorang muslim kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam[4], karena para ulama mengatakan: “Barangsiapa yang mencintai sesuatu maka dia akan sering menyebutnya[5].
·         Yang dimaksud dengan shalawat di sini adalah shalawat yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits-hadits beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih (yang biasa dibaca oleh kaum muslimin dalam shalat mereka ketika tasyahhud), bukan shalawat-shalawat bid’ah yang diada-adakan oleh orang-orang yang datang belakangan, seperti shalawat nariyah, badriyah, barzanji dan shalawat-shalawat bid’ah lainnya. Karena shalawat adalah ibadah, maka syarat diterimanya harus ikhlas karena Allah Ta’ala semata dan sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam [6]. Juga karena ketika para sahabatradhiyallahu ‘anhum bertanya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “(Wahai Rasulullah), sungguh kami telah mengetahui cara mengucapkan salam kepadamu, maka bagaimana cara kami mengucapkan shalawat kepadamu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ucapkanlah: Ya Allah, bershalawatlah kepada (Nabi) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallamdan keluarga beliau…dst seperti shalawat dalam tasyahhud[7].
·         Makna shalawat kepada nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah meminta kepada Allah Ta’alaagar Dia memuji dan mengagungkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di dunia dan akhirat, di dunia dengan memuliakan penyebutan (nama) beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, memenangkan agama dan mengokohkan syariat Islam yang beliau bawa. Dan di akhirat dengan melipatgandakan pahala kebaikan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, memudahkan syafa’at beliau kepada umatnya dan menampakkan keutamaan beliau pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk[8].
·         Makna shalawat dari Allah Ta’ala kepada hamba-Nya adalah limpahan rahmat, pengampunan, pujian, kemualian dan keberkahan dari-Nya[9]. Ada juga yang mengartikannya dengan taufik dari Allah Ta’ala untuk mengeluarkan hamba-Nya dari kegelapan (kesesatan) menuju cahaya (petunjuk-Nya), sebagaimana dalam firman-Nya,
{هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا}
Dialah yang bershalawat kepadamu (wahai manusia) dan malaikat-Nya (dengan memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman” (QS al-Ahzaab:43).
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Kendari, 5 Rajab 1431 H
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA
[1] HR an-Nasa’i (no. 1297), Ahmad (3/102 dan 261), Ibnu Hibban (no. 904) dan al-Hakim (no. 2018), dishahihkan oleh Ibnu Hibban, al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi, juga oleh Ibnu hajar dalam “Fathul Baari” (11/167) dan al-Albani dalam “Shahihul adabil mufrad” (no. 643).
[2] Lihat “Sunan an-Nasa’i” (3/50) dan “Shahiihut targiib wat tarhiib” (2/134).
[3] Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (6/169).
[4] Lihat kitab “Mahabbatur Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, bainal ittibaa’ walibtidaa’” (hal. 77).
[5] Lihat kitab “Minhaajus sunnatin nabawiyyah” (5/393) dan “Raudhatul muhibbiin” (hal. 264).
[6] Lihat kitab “Fadha-ilush shalaati wassalaam” (hal. 3-4), tulisan syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.
[7] HSR al-Bukhari (no. 5996) dan Muslim (no. 406).
[8] Lihat kitab “Fathul Baari” (11/156).
[9] Lihat kitab “Zaadul masiir” (6/398)


No comments:

Post a Comment

Charly setia band nyantri di pp syaichona cholil

https://youtu.be/2ELP8ewuNHc https://youtu.be/2ELP8ewuNHc