kitab dalail ini biasanya di ijazahkan pada malam tanggal 21 ramadhan di pp syaichona cholil oleh pengasuh R.K.H Fachrillah Aschol
Dalail di hp
Silahkan download aplikasinya
DI SINI
mp3 nya mulai hari senin, selasa, rabu sampai senin lagi.
klik nama hari dibawah ini
- 1 - Monday 23 minutes (16 MB)
- 2 - Tuesday 22 minutes (15 MB)
- 3 - Wednesday 20 minutes (14 MB)
- 4 - Thursday 21 minutes (14 MB)
- 5 - Friday 25 minutes (17 MB)
- 6 - Saturday 23 minutes (16 MB)
- 7 - Sunday 22 minutes (15 MB)
- 8 - Monday 11 minutes (7.5 MB)
1 - Senin [1] (23 menit) - Download (16 Mb)
2 - Selasa (22 menit) - Download (15 Mb)
3 - Rabu (20 menit) - Download (14 Mb)
4 - Kamis (21 menit) - Download (14 Mb)
5 - Jumat (25 menit) - Download (17 Mb)
6 - Sabtu (23 menit) - Download (16 Mb)
7 - Minggu (22 menit) - Download (15 Mb)
8 - Senin [2] (11 menit) - Download (7.5 Mb) - See more at: http://nurulmakrifat.blogspot.com/2013/04/shalawat-dalailul-khairat.html#sthash.16SqhJCX.dpuf
sejarah Mengarang Kitab Dalailul Khoirot 2 - Selasa (22 menit) - Download (15 Mb)
3 - Rabu (20 menit) - Download (14 Mb)
4 - Kamis (21 menit) - Download (14 Mb)
5 - Jumat (25 menit) - Download (17 Mb)
6 - Sabtu (23 menit) - Download (16 Mb)
7 - Minggu (22 menit) - Download (15 Mb)
8 - Senin [2] (11 menit) - Download (7.5 Mb) - See more at: http://nurulmakrifat.blogspot.com/2013/04/shalawat-dalailul-khairat.html#sthash.16SqhJCX.dpuf
Segala puji bagi Allah yang menganugerahi hidayah kepada kita berupa
iman dan Islam, yang memberikan kenikmatan kepada kita dengan suka
bersholawat dan salam kepada baginda Rosul sebaik – baik manusia,
beliaulah yang kita mintai syafa’at ( Syafaatul Uzhma ) . Semoga beliau
Saw. memberikan syafa’at-nya kepada kita dihari kiamat
kelak…Aaaamiiiiiin.
Saya bersaksi sesungguhnya tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan
hanya Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi sesungguhnya
Sayyid Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, shalawat salam atas beliau,
keluarga dan para sahabatnya.
Tulisan ini adalah sebagian dan sejarah perjalanan hidup seorang Imam
yang alim dan amil, seorang wali Allah yang besar dan sempurna yang
ma’rifat kepada Allah, yang muhaqqik dan wasil kepada-Nya, seorang tokoh
terkemuka pada zamannya, yang berbeda pada masanya, Sayid Abu Abdillah
Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli rodliyallah ‘anhu pengarang kitab
dalailul Khoirot.
Nasab
Adapun nasabnya adalah Sayyid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman bin
Abdurrohman bin Abu Bakar bin Sulaiman bin Ya’la bin Yakhluf bin Musa
bin ‘Ali bin Yusuf bin Isa bin Abdulloh bin Jundur bin Abdurrohman bin
Muhammad bin Ahmad bin Hasan bin Isma’il bin Ja’far bin Abdulloh bin
Hasan bin Hasan bin Ali bin Abu Tholib Karramallahu Wajhah.
Kelahiran
Beliau dilahirkan di Jazulah yaltu di sebuah kabilah dan Barbar di
pantai negeri Maghrib {Maroko} Afrika. Beliau belajar di Fas yaitu
sebuah kota yang cukup ramai yang terletak tidak terlalu jauh dan tidak
terlalu dekat dengan Mesir. Jarak antara Fas dan Mesir kira-kira 36
derajat 17 daqiqoh atau sekitar 4.064 km. Dikota Fas beliau belajar
hingga menjadi sangat banyak menguasai ilmu yang bermacam-macam sehingga
namanya tersohor, kemudian beliau mengarang kitab “Dalail al Khoirat”.
Sejarah Menjelang Mengarang Kitab Dalailul Khoirot
Adapun sebab musabah beliau mengarang kitab Dalailul Khoirot adalah
karena pada suatu saat beliau singgah di suatu desa bertepatan dengan
waktu (habisnya) sholat dhuhur; tetapi beliau tidak menjumpai seorangpun
yang dapat beliau tanyai untuk mendapatkan air wudlu.
Akhirnya beliau menemukan sebuah sumur yang tidak ada timbanya, maka
beliau berputar-putar di sekitar sumur itu dalam keadaan bingung karena
tidak ada alat untuk menimba air. Tetapi kemudian beliau dilihat oleh
seorang anak perempuan kecil yang berusia sekitar tujuh tahun. Anak itu
bertanya kepada Sayid Muhammad al-Jazuli,
“Ya Syekh, mengapa anda nampak bingung berputar-putar disekitar sumur Syekh menjawab,”Saya Muhammad bin sulaiman”.
Anak itu bertanya lagi, “Apa yang hendak tuan lakukan ?“
Syekh menjawab, “Waktu sholat dhuhurku sudah sempit, tetapi saya belum mendapatkan air untuk berwudlu”.
Anak kecil itu bertanya, apakah dengan namamu yang sudah terkenal ia
tidak bisa (hanya sekedar) mendapatkan air wudlu dan dalam sumur?
Tunggulah sebentar!“
Kemudian anak kecil itu mendekat ke bibir sumur dan meniupnya sekali,
tiba-tiba airnya mengalir dan memancarkan di sekitan sumur seperti
sungai besar.
Kemudian anak kecil itu pulang kerumahnya, dan Syekh Muhammad Al-Jazuli pun segera berwudlu dan melaksanakan sholat dluhur.
Setelah Al -Jazuli rumah itu Syekh Muhammad bergegas mendatangi anak
perempuan kecil itu, sesampainya di sana beliau mengetuk pintu. Anak
kecil itu berkata, “Siapa itu ?“, maka syekh menjawab, “Wahai anak
perempuanku, saya bertanya kepadamu, demi Allah dan kemahaagungan-Nya
yang menciptakan kamu dan menunjukiku kepadamu terhadap Nabi Muhammad
Saw. sebagai Nabi dan Rasulmu yang diharap-harapkan syafaatnya, saya
harap engkau mau menemuiku, saya hendak menanyakan tentang satu hal”.
Ketika anak itu menemui beliau, Syekh Muhammad Al-Jazuli bersumpah,
“Aku bersumpah kepadamu demi kemahaagungan Allah, demi
kemahakuasaan-Nya, demi kemahamemberi-Nya, demi kemahasempurnaan-Nya dan
demi Nabi Muhammad yang sholawat salam atas beliau, para shahabat,
isteri dan putra-putra beliau, demi risalah beliau dan demi syafaat
beliau, aku mohon kamu mau menceritakan kepadaku dengan apakah kamu bisa
mendapatkan martabat yang tinggi {sehingga dapat mengeluarkan air dan
sumur tanpa menimba} ?“.
Anak perempuan kecil itu menjawab, : “Kalaulah tidak karena sumpahmu
itu wahai Syekh, tentulah aku tidak mau menceritakannya. Saya
mendapatkan keistimewaan yang demikian itu karena membaca sholawat
kepada Nabi Muhammad Saw.” Setelah peristiwa itu kemudian Syekh Muhammad
Al-Jazuli radliallahu anhu mengarang kitab “Dalail al Khairat” di kota
Fas. Dan sebelum beliau mensosialisasikan kitab itu ia mendapat ilham
untuk pulang kembali ke tanah kelahirannya. Maka beliau kembali dan Fas
kedesa beliau ditepi daerah Jazulah. Kemudian beliau dengan
kesendiriannya itu bertemu Syekh Abu Abdilah Muhammad bin Abdullah
Al-Shaghir seorang penduduk dipinggiran desa dan beliau berguru Dalail
kepadanya.
Riwayat lainnya mengisahkan:
suatu hari Syeikh Sulaiman Al Zazuli akan mengambil air wudhu untuk
sholat ketika beliau sedang berjalan disebuah padang pasir. Tetapi
beliau tidak mendapatkan alat buat mengambi air dalam sumur. Keadaan itu
terus berlangsung sampai ia melihat seorang anak perempuan kecil yang
memandanginya dari tempat yang cukup tinggi, lalu anak kecil itu
bertanya kepada beliau: “Siapakah Anda?” Beliau kemudian menjelaskan hal
ihwal beliau, maka anak itu berkata: “Tuan ini ahli membaca sholawat
kepada Rasulullah SAW, dan Tuan ini termasuk orang yang dihormati,
mengapa Tuan bingung tidak mendapatkan air?” Kemudian ia pun meludah ke
dalam air sumur itu, seketika itu pula airnya naik dan akhirnya
memudahkan untuk berwudhu.
Setelah merampungkan wudhunya Syaikh al Jazuli bertanya: “Dengan apa
engkau memperoleh karomah (kemuliaan) ini?” Jawabnya: “Karena saya
memperbanyak membaca sholawat kepada Nabi SAW, yang mana jika seseorang
berjalan di daratan yang tiada makanan & air, bergantunglah
binatang-binatang buas kepadanya”.
Lalu beliau bersumpah untuk mengarang sebuah kitab sholawat Nabi SAW,
pelindungku, yang melebihi ilmu Aqliyah dan Naqliyah.Sebelum beliau
mengajarkan ilmunya dan tarbiyah kepada muridnya beliau melakukan
riyadhah / khawat / uzlah selama 14 tahun setelah mendapat talqin
(ijazah) Thariqat Syadziliyah. Setelah beliau keluar ke masyarakat,
beliau menjadi masyhur di berbagai tempat dan negeri, murid beliau
mencapai 12.000 orang lebih.Beliau berkata: “Allah telah berfirman
kepadaku: “Wahai hambaKu, sesungguhnya Aku menganugerahkan karomah dan
derajat luhur kepadamu ini, karena kamu senang memperbanyak Sholawat
kepada NabiKu”.
Wafatnya
Pada tanggal 16 Rabiul Awal 870 H beliau wafat, disemayamkan di desa
Sus al Aqsha. Setelah 77 tahun dari wafatnya, jenazahnya dipindahkan ke
Marakesy, maka didapati jenazahnya itu utuh sebagaimana waktu dikubur
pertama kali. Makamnya banyak diziarahi orang, dikarenakan baunya yang
semerbak. Hal ini dikarenakan beliau menyukai membanyakkan sholawat
kepada Nabi SAW selama hidupnya. (Asraarur Rabbaniyyah wal Fuyudhatir
Rahmaniyyah ‘aas Sholawatid Dardiriyyah, Sy. Ahmad as Showi).
Kemudian Syekh Muhammad Al-Jazuli melaksanakan kholwat untuk
beribadah selama 14 tahun dan kemudian keluar dan kholwatnya untuk
mengabdikan din dan menyempurnakan pentashihan (pembetulan) kitab
“Dalait al Khoirot” pada hari jum’at, 6 Rabi’ul Awwal 82 H. delapan
tahun sebelum hari wafatnya.
Adapun Thoriqoh beliau disandarkan pada Syekh Syadzili yang belajar
dan Sayyid Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Mudhor Al-Munithi dan Sayid
Abu Utsman Sa’id Al-Hartanai dan Sayid Abi Zaid Abdurrahman Al-Rajnaji
dan Sayid Abul Fadhil Al-Hindi dan Syekh Ihus Uwais Zamanihi dan Sayid
Abu Abdilah Al-Maghribi seorang pengembara yang dimakamkan di Damnaliur
AlBukhairoh dan pengikut para orang sholih dan kelompok Thoriholnya
muslikin dan seagung-agungnya orang-orang ma’nifat dan Imamnya para
wasil, Abul Aqthob yang diperlihatkan oleh Allah terhadap semua
pengikutnya sebagai penerus barisan para keturunan Al Hasyimiyyah dan
keturunan Nabi, Sayid Abul Hasan ‘Ali Al-Syadzali radtiyallahu ‘anhu
yang dilahirkan pada tahun 595 H. dan wafat pada tahun 656 H.
Dinegerinya sebelum beliau merealisasikanSepuluh hal sebagaimana
beliau berkata: “Masih ada sepuluh tahun untukmu”, dan beliau mewariskan
banyak teman. Adapun murid-murid beliau banyak sekali, diantaranya
adalah Syekh Abu Abdillah Muhammad Al-Shoghir Al-Sahli dimana beliau
adalah yang tertua dan sahabatnya yang lain, yang menemaninya dalam
meriwayatkan Dalail. Kemudian Syekh Abu Muhammad Abdul Karim Al-Mandari
dan juga Syekh Abdul ‘Aziz Ab-Tiba’
diantara fadilahnya dalail
1. Allah, Malaikat dan Rasulullah SAW akan bersalawat kepadanya.
2. Meninggikan derajat, menghapuskan kejahatan dan bersalawat itu sebanding dengan memerdekakan sepuluh orang hamba sahaya
3. Menjadi syafa’ah dan kesaksian Nabi Muhammad SAW
4. Menjadi sebab terlepas dari penyakit nifaq dan terlepas dari api neraka serta mengangkatnya kepada derajat para syuhada
5. Menjadi kifarat baginya dan zakat bagi amalnya
6. Menjadi sebab berdekatan dengan bahu Rasulullah SAW di pintu syurga
7. Menjadi istighfar bagi yang mengatakannya dan menggembirakan matanya
8. Sekali bershalawat mendapat pahala kirat (nama timbangan) seperti gunung Uhud.
9. Malaikat berdiri pada kubur Nabi SAW memberitahukan bahwa si pulan bin pulan telah bersalawat kepada Nabi SAW
10. Menjadi sebab banyak mendapat pahala
11. Menjadi sebab mencukupi kepentingan di dunia dan akhirat dan ampunan dosa
12. Menjadi penghapus kesalahan seperti air menghapus api
13. Satu kali bersalawat menghapuskan dosa sepuluh tahun dan mencegah orang-orang yang menghafalnya ditulis dosa selama tiga hari serta terpelihara dari masuk neraka
14. Menjadi sebab terlepas dari huru hara hari kiamat
15. Menjadi sebab ridha Allah Ta’ala
16. Menjadi sebab mendatangkan rahmat
17. Menjadi sebab aman dari kemurkaan Allah Ta’ala
18. Menjadi sebab masuk dalam naungan ‘Araisy
19. Menjadi sebab berat timbangan dan terlepas dari api neraka
20. Menjadi sebab bagi aman dari haus pada hari qiyamat
21. Shalawat kepada Nabi SAW dapat memegang tangan orang-orang yang tergelincir pada sirathal mustaqim sehingga dia dapat melaluinya.
22. Barangsiapa yang bersalawat kepada Nabi SAW dalam satu hari sebanyak seribu kali, maka tidak dia mati sehingga melihat tempat kediamannya dalam syurga
23. Menjadi sebab banyak isteri dalam syurga
24. Shalawat itu sebanding dengan dua puluh peperangan jihad fi sabilillah
25. Shalawat itu sebanding dengan sadaqah
26. Seratus kali bersalawat pada satu hari sama dengan seribu seribu kebaikan dan sebanding dengan seratus sadaqah maqbulah serta menghapus seribu seribu kejahatan
27. Shalawat seratus kali pada setiap hari menjadi sebab terpenuhi seratus kebutuhan, tujuh puluh untuk akhirat dan tiga puluh untuk dunia
28. Shalawat satu kali menjadi sebab terpenuhi seratus kebutuhan
29. Orang yang bersalawat seratus kali pada suatu hari, maka sama dengan orang yang berkekalan ibadah sepanjang hari dan malam
30. Merupakan yang paling dicintai amal kepada Allah
31. Merupakan hiasan majelis dan cahaya pada sirathal mustaqim pada hari kiamat
32. Dapat menafikan kefakiran
33. Orang yang paling banyak bersalawat merupakan orang yang paling baik dengan Nabi SAW
34. Berkat dan faedah shalawat didapati oleh seseorang, anaknya dan anak dari anaknya
35. Orang yang bershalawat tidak ditanyai Allah tentang kewajibannya
36. Orang yang bershalawat kepada Nabi SAW lima puluh kali dalam sehari, maka Nabi SAW akan berjabat tangan dengannya pada hari kiamat
37. Shalawat menjadikan suci hati.
2. Meninggikan derajat, menghapuskan kejahatan dan bersalawat itu sebanding dengan memerdekakan sepuluh orang hamba sahaya
3. Menjadi syafa’ah dan kesaksian Nabi Muhammad SAW
4. Menjadi sebab terlepas dari penyakit nifaq dan terlepas dari api neraka serta mengangkatnya kepada derajat para syuhada
5. Menjadi kifarat baginya dan zakat bagi amalnya
6. Menjadi sebab berdekatan dengan bahu Rasulullah SAW di pintu syurga
7. Menjadi istighfar bagi yang mengatakannya dan menggembirakan matanya
8. Sekali bershalawat mendapat pahala kirat (nama timbangan) seperti gunung Uhud.
9. Malaikat berdiri pada kubur Nabi SAW memberitahukan bahwa si pulan bin pulan telah bersalawat kepada Nabi SAW
10. Menjadi sebab banyak mendapat pahala
11. Menjadi sebab mencukupi kepentingan di dunia dan akhirat dan ampunan dosa
12. Menjadi penghapus kesalahan seperti air menghapus api
13. Satu kali bersalawat menghapuskan dosa sepuluh tahun dan mencegah orang-orang yang menghafalnya ditulis dosa selama tiga hari serta terpelihara dari masuk neraka
14. Menjadi sebab terlepas dari huru hara hari kiamat
15. Menjadi sebab ridha Allah Ta’ala
16. Menjadi sebab mendatangkan rahmat
17. Menjadi sebab aman dari kemurkaan Allah Ta’ala
18. Menjadi sebab masuk dalam naungan ‘Araisy
19. Menjadi sebab berat timbangan dan terlepas dari api neraka
20. Menjadi sebab bagi aman dari haus pada hari qiyamat
21. Shalawat kepada Nabi SAW dapat memegang tangan orang-orang yang tergelincir pada sirathal mustaqim sehingga dia dapat melaluinya.
22. Barangsiapa yang bersalawat kepada Nabi SAW dalam satu hari sebanyak seribu kali, maka tidak dia mati sehingga melihat tempat kediamannya dalam syurga
23. Menjadi sebab banyak isteri dalam syurga
24. Shalawat itu sebanding dengan dua puluh peperangan jihad fi sabilillah
25. Shalawat itu sebanding dengan sadaqah
26. Seratus kali bersalawat pada satu hari sama dengan seribu seribu kebaikan dan sebanding dengan seratus sadaqah maqbulah serta menghapus seribu seribu kejahatan
27. Shalawat seratus kali pada setiap hari menjadi sebab terpenuhi seratus kebutuhan, tujuh puluh untuk akhirat dan tiga puluh untuk dunia
28. Shalawat satu kali menjadi sebab terpenuhi seratus kebutuhan
29. Orang yang bersalawat seratus kali pada suatu hari, maka sama dengan orang yang berkekalan ibadah sepanjang hari dan malam
30. Merupakan yang paling dicintai amal kepada Allah
31. Merupakan hiasan majelis dan cahaya pada sirathal mustaqim pada hari kiamat
32. Dapat menafikan kefakiran
33. Orang yang paling banyak bersalawat merupakan orang yang paling baik dengan Nabi SAW
34. Berkat dan faedah shalawat didapati oleh seseorang, anaknya dan anak dari anaknya
35. Orang yang bershalawat tidak ditanyai Allah tentang kewajibannya
36. Orang yang bershalawat kepada Nabi SAW lima puluh kali dalam sehari, maka Nabi SAW akan berjabat tangan dengannya pada hari kiamat
37. Shalawat menjadikan suci hati.
Saya minta izin untuk mengamalkan kitab dalail ini ya syaikhi
ReplyDeleteاهلا وسهلا بحضوركم برك الله
ReplyDelete