Keutamaan Istiqomah
Merupakan kebahagian tersendiri bagi orang tua
apabila mempunyai putra-putri yang punya karakter; segera menunaikan
salat wajib begitu tiba waktunya, gelisah apabila menunda salat wajib,
gemar mengikuti salat berjamaah, merasakan ibadah sebagai kebutuhan
bukan beban, selalu melakukan thoharah dengan benar,menyesal bila
melewatkan satu hari tanpa membaca Al quran, menunaikan minimal satu
macam salat sunah setiap hari, selalu berdoa dan berdzikir sesuai dengan
situasi yang melingkupi dan menunaikan puasa Ramadan setiap tahun.
Semua ini adalah bentuk istiqomah dalam beribadah. Begitu pentingnya
sifat istiqomah yang harus miliki seseorang, sehingga Lembaga Pendidikan
Al Falah menjadikan jaminan mutu kelulusan.
Istiqomah
adalah sebuah komitmen dalam menjalankan satu program untuk menuju satu
tujuan. Istiqomah itu mengandung: 1) konsisten, sehingga secara terus
menerus apa yang dianggap baik itu dijalankan, 2) tahan uji kepada
godaan-godaan yang mungkin menjadi penghambat, menjadi halangan kita
sampai pada tujuan yang cita-citakan. Dalam kaitan dengan fokus, hidup
ini dianjurkan oleh agama kita untuk memiliki tujuan. Allah berfirman
bahwa tidak diciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah pada-Nya.
Itu tujuan hidup kita. Kemudian juga Allah mengingatkan bahwa kita
diturunkan ke bumi sebagai umat yang terbaik.. Tapi apa syaratnya untuk
menjadi ummat yang terbaik? Syaratnya adalah fokus kepada sesuatu yang
menjadi cita-cita hidup kita karena hal itu yang akan menggerakkan
seluruh hidup kita ke arah cita-cita tersebut. Kalau gak tahu apa yang
dituju, pasti akan goyah. Dapat ujian sedikit sudah limbung.
Istiqomah
itu menyertai keimanan. Iman naik dan turun, ujian datang dan pergi.
Lalu bisa juga disebut bahwa istiqomah itu salah satu ciri keimanan kita
teruji atau tidak. Ketika kita tidak istiqomah, bisa dikatakan memang
bahwa keimanan kita tidak teruji dengan baik. Memang istiqomah menjadi
suatu kondisi, suatu benteng untuk menunjukkan ketundukan kita kepada
Allah. Indikator keberagamaan kita atau ketakwaan itu memang ada pada
sikap istiqomah. Menjalankan sesuatu, sendirian atau ramai-ramai, diberi
reward tidak diberi reward, sikapnya sama saja. Itulah sikap orang yang
istiqomah, yang dibalut dengan perilaku ikhlas sebagai hamba.
Dalam
suatu hadits diceritakan, sahabat Abdullah al-Tsaqafi meminta nasihat
kepada Nabi Muhammad saw agar dengan nasihat itu, ia tidak perlu
bertanya-tanya lagi soal agama kepada orang lain. Lalu, Rasulullah saw
bersabda, ''Qul Amantu Billah Tsumma Istaqim'' (Katakanlah, aku beriman
kepada Allah, dan lalu bersikaplah istiqamah!). (H.R. Muslim)
Hadtis
tersebut mengajarkan kita untuk senantiasa beriman kepada Allah swt
serta menjalani semua perintah-Nya. Orang yang tidak memiliki sifat
istiqomah sangatlah merugi karena akan sia-sia semua usaha dan
perjuangannya.
Kiat-kiat Mewujudkan Sikap Istiqomah
-
Mengikhlaskan
niat semata-mata hanya mengharap Allah dan karena Allah swt. Ketika
beramal, tiada yang hadir dalam jiwa dan pikiran kita selain hanya Allah
dan Allah. Karena keikhlasan merupakan pijakan dasar dalam bertawakal
kepada Allah. Tidak mungkin seseorang akan bertawakal, tanpa diiringi
rasa ikhlas.
-
Bertahap dalam
beramal. Dalam artian, ketika menjalankan suatu ibadah, kita hendaknya
memulai dari sesuatu yang kecil namun rutin. Bahkan sifat kerutinan ini
jika dipandang perlu, harus bersifat sedikit dipaksakan. Sehingga akan
terwujud sebuah amalan yang rutin meskipun sedikit. Kerutinan inilah
yang insya Allah menjadi cikal bakalnya keistiqamahan. Seperti dalam
bertilawah Al-Qur’an, dalam qiyamul lail dan lain sebagainya; hendaknya
dimulai dari sedikit demi sedikit, kemudian ditingkatkan menjadi lebih
baik lagi.
-
Diperlukan adanya
kesabaran. Karena untuk melakukan suatu amalan yang bersifat kontinyu
dan rutin, memang merupakan amalan yang berat. Karena kadangkala sebagai
seorang insan, kita terkadang dihinggapi rasa giat dan kadang rasa
malas. Oleh karenanya diperlukan kesabaran dalam menghilangkan rasa
malas ini, guna menjalankan ibadah atau amalan yang akan diistiqamahi.
-
Istiqamah
tidak dapat direalisasikan melainkan dengan berpegang teguh terhadap
ajaran Allah swt. Allah berfirman (QS. 3 : 101) :”Bagaimanakah kamu
(sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu,
dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang
berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi
petunjuk kepada jalan yang lurus.”
-
Istiqamah
juga sangat terkait erat dengan tauhidullah. Oleh karenanya dalam
beristiqamah seseorang benar-benar harus mentauhidkan Allah dari segala
sesuatu apapun yang di muka bumi ini. Karena mustahil istiqamah
direalisasikan, bila dibarengi dengan fenomena kemusyrikan, meskipun
hanya fenomena yang sangat kecil dari kemusyrikan tersebut, seperti
riya. Menghilangkan sifat riya’ dalam diri kita merupakan bentuk
istiqamah dalam keikhlasan.
-
Istiqamah
juga akan dapat terealisasikan, jika kita memahami hikmah atau hakekat
dari ibadah ataupun amalan yang kita lakukan tersebut. Sehingga ibadah
tersebut terasa nikmat kita lakukan. Demikian juga sebaliknya, jika kita
merasakan ‘kehampaan’ atau ‘kegersangan’ dari amalan yang kita lakukan,
tentu hal ini menjadikan kita mudah jenuh dan meninggalkan ibadah
tersebut.
-
Istiqamah juga akan
sangat terbantu dengan adanya amal jama’i. Karena dengan kebersamaan
dalam beramal islami, akan lebih membantu dan mempermudah hal apapun
yang akan kita lakukan. Jika kita salah, tentu ada yang menegur. Jika
kita lalai, tentu yang lain ada yang mengingatkan. Berbeda dengan ketika
kita seorang diri. Ditambah lagi, nuansa atau suasana beraktivitas
secara bersama memberikan ‘sesuatu yang berbeda’ yang tidak akan kita
rasakan ketika beramal seorang diri.
-
Memperbanyak
membaca dan mengupas mengenai keistiqamahan para Nabi, sahabat dan
orang-orang shaleh dalam meniti jalan hidupnya, kendatipun berbagai
cobaan dan ujian yang sangat berat menimpa mereka. Jusrtru mereka
merasakan kenikmatan dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan cobaan
tersebut.
-
Memperbanyak berdoa
kepada Allah, agar kita semua dianugerahi sifat istiqamah. Karena
kendatipun usaha kita, namun jika Allah tidak mengizinkannya, tentulah
hal tersebut tidak bisa. Buah Istiqamah
Istiqamah
memiliki beberapa keutamaan yang tidak dimiliki oleh sifat-sifat lain
dalam Islam. Diantara keutamaan istiqamah adalah :
-
Istiqamah
merupakan jalan menuju ke surga. “Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa
sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. 41 : 30)
-
Berdasarkan
ayat di atas, istiqamah merupakan satu bentuk sifat atau perbuatan yang
dapat mendatangkan motivasi dan pertolongan Allah SWT.
-
Istiqamah
merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah swt. Dalam sebuah
hadits digambarkan : Dari Aisyah r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda,
‘Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian (maksudnya; istiqamahlah
dalam amal dan berkatalah yang benar/jujur) dan mendekatlah kalian
(mendekati amalan istiqamah dalam amal dan jujur dalam berkata). Dan
ketahuilah, bahwa siapapun diantara kalian tidak akan bisa masuk surga
dengan amalnya. Dan amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang
langgeng (terus menerus) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
-
Berdasarkan
hadits di atas, kita juga diperintahkan untuk senantiasa beristiqamah.
Ini artinya bahwa Istiqamah merupakan pengamalan dari sunnah Rasulullah
saw.
-
Istiqamah merupakan ciri
mendasar orang mukmin. Dalam sebuah riwayat digambarkan: Dari Tsauban
ra, Rasulullah saw. bersabda, ‘istiqamahlah kalian, dan janganlah kalian
menghitung-hitung. Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah
shalat. Dan tidak ada yang dapat menjaga wudhu’ (baca; istiqamah dalam
whudu’, kecuali orang mukmin.) (HR. Ibnu Majah)
Ciri-ciri orang yang memiliki sifat istiqomah
-
Konsisten dalam memgang teguh aqidah tauhid
-
Konsisten dalam menjalankan ibadah baik mahdoh atau ghoiru mahdoh.
-
Konsisten dalam menjalankan syariat agama, baik berupa perintah maupun larangan
-
Konsisten dalam bekerja dan berkarya, dengan tulus dan ikhlas karena Allah swt.
-
Konsisten dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan
Allah
swt menjanjikan balasan yang besar kepada orang-orang yang istiqomah.
“Sesunguhnya orang-orang yang mengatakan: "Rabb kami ialah Allah",
kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah
penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas
apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Ahqaf:13-14). Semoga kita bisa
istiqamah dalam segala hal. Amin.