Tuesday 2 July 2013

download kitab dalail hp, mp3, fadilah dan sejarah singkat

  kitab dalail ini biasanya di ijazahkan pada malam tanggal 21 ramadhan di pp syaichona cholil oleh pengasuh  R.K.H Fachrillah Aschol

Dalail di hp

Silahkan download aplikasinya

 DI SINI

 mp3 nya mulai hari senin, selasa, rabu sampai senin lagi.

  klik nama hari dibawah ini



  1 - Senin [1] (23 menit) - Download (16 Mb)
    2 - Selasa (22 menit)    - Download (15 Mb)
    3 - Rabu (20 menit)      - Download (14 Mb)
    4 - Kamis (21 menit)    - Download (14 Mb)
    5 - Jumat (25 menit)     - Download (17 Mb)
    6 - Sabtu (23 menit)     - Download (16 Mb)
    7 - Minggu (22 menit)   - Download (15 Mb)
    8 - Senin [2] (11 menit) - Download (7.5 Mb) - See more at: http://nurulmakrifat.blogspot.com/2013/04/shalawat-dalailul-khairat.html#sthash.16SqhJCX.dpuf
sejarah  Mengarang Kitab Dalailul Khoirot


Segala puji bagi Allah yang menganugerahi hidayah kepada kita berupa iman dan Islam, yang memberikan kenikmatan kepada kita dengan suka bersholawat dan salam kepada baginda Rosul sebaik – baik manusia, beliaulah yang kita mintai syafa’at ( Syafaatul Uzhma ) . Semoga beliau Saw. memberikan syafa’at-nya kepada kita dihari kiamat kelak…Aaaamiiiiiin.
Saya bersaksi sesungguhnya tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan hanya Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi sesungguhnya Sayyid Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, shalawat salam atas beliau, keluarga dan para sahabatnya.


Tulisan ini adalah sebagian dan sejarah perjalanan hidup seorang Imam yang alim dan amil, seorang wali Allah yang besar dan sempurna yang ma’rifat kepada Allah, yang muhaqqik dan wasil kepada-Nya, seorang tokoh terkemuka pada zamannya, yang berbeda pada masanya, Sayid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli rodliyallah ‘anhu pengarang kitab dalailul Khoirot.
Nasab
Adapun nasabnya adalah Sayyid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman bin Abdurrohman bin Abu Bakar bin Sulaiman bin Ya’la bin Yakhluf bin Musa bin ‘Ali bin Yusuf bin Isa bin Abdulloh bin Jundur bin Abdurrohman bin Muhammad bin Ahmad bin Hasan bin Isma’il bin Ja’far bin Abdulloh bin Hasan bin Hasan bin Ali bin Abu Tholib Karramallahu Wajhah.
Kelahiran
Beliau dilahirkan di Jazulah yaltu di sebuah kabilah dan Barbar di pantai negeri Maghrib {Maroko} Afrika. Beliau belajar di Fas yaitu sebuah kota yang cukup ramai yang terletak tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan Mesir. Jarak antara Fas dan Mesir kira-kira 36 derajat 17 daqiqoh atau sekitar 4.064 km. Dikota Fas beliau belajar hingga menjadi sangat banyak menguasai ilmu yang bermacam-macam sehingga namanya tersohor, kemudian beliau mengarang kitab “Dalail al Khoirat”.
Sejarah Menjelang Mengarang Kitab Dalailul Khoirot
Adapun sebab musabah beliau mengarang kitab Dalailul Khoirot adalah karena pada suatu saat beliau singgah di suatu desa bertepatan dengan waktu (habisnya) sholat dhuhur; tetapi beliau tidak menjumpai seorangpun yang dapat beliau tanyai untuk mendapatkan air wudlu.
Akhirnya beliau menemukan sebuah sumur yang tidak ada timbanya, maka beliau berputar-putar di sekitar sumur itu dalam keadaan bingung karena tidak ada alat untuk menimba air. Tetapi kemudian beliau dilihat oleh seorang anak perempuan kecil yang berusia sekitar tujuh tahun. Anak itu bertanya kepada Sayid Muhammad al-Jazuli,
“Ya Syekh, mengapa anda nampak bingung berputar-putar disekitar sumur Syekh menjawab,”Saya Muhammad bin sulaiman”.
Anak itu bertanya lagi, “Apa yang hendak tuan lakukan ?“
Syekh menjawab, “Waktu sholat dhuhurku sudah sempit, tetapi saya belum mendapatkan air untuk berwudlu”.
Anak kecil itu bertanya, apakah dengan namamu yang sudah terkenal ia tidak bisa (hanya sekedar) mendapatkan air wudlu dan dalam sumur? Tunggulah sebentar!“
Kemudian anak kecil itu mendekat ke bibir sumur dan meniupnya sekali, tiba-tiba airnya mengalir dan memancarkan di sekitan sumur seperti sungai besar.
Kemudian anak kecil itu pulang kerumahnya, dan Syekh Muhammad Al-Jazuli pun segera berwudlu dan melaksanakan sholat dluhur.
Setelah Al -Jazuli rumah itu Syekh Muhammad bergegas mendatangi anak perempuan kecil itu, sesampainya di sana beliau mengetuk pintu. Anak kecil itu berkata, “Siapa itu ?“, maka syekh menjawab, “Wahai anak perempuanku, saya bertanya kepadamu, demi Allah dan kemahaagungan-Nya yang menciptakan kamu dan menunjukiku kepadamu terhadap Nabi Muhammad Saw. sebagai Nabi dan Rasulmu yang diharap-harapkan syafaatnya, saya harap engkau mau menemuiku, saya hendak menanyakan tentang satu hal”.
Ketika anak itu menemui beliau, Syekh Muhammad Al-Jazuli bersumpah, “Aku bersumpah kepadamu demi kemahaagungan Allah, demi kemahakuasaan-Nya, demi kemahamemberi-Nya, demi kemahasempurnaan-Nya dan demi Nabi Muhammad yang sholawat salam atas beliau, para shahabat, isteri dan putra-putra beliau, demi risalah beliau dan demi syafaat beliau, aku mohon kamu mau menceritakan kepadaku dengan apakah kamu bisa mendapatkan martabat yang tinggi {sehingga dapat mengeluarkan air dan sumur tanpa menimba} ?“.
Anak perempuan kecil itu menjawab, : “Kalaulah tidak karena sumpahmu itu wahai Syekh, tentulah aku tidak mau menceritakannya. Saya mendapatkan keistimewaan yang demikian itu karena membaca sholawat kepada Nabi Muhammad Saw.” Setelah peristiwa itu kemudian Syekh Muhammad Al-Jazuli radliallahu anhu mengarang kitab “Dalail al Khairat” di kota Fas. Dan sebelum beliau mensosialisasikan kitab itu ia mendapat ilham untuk pulang kembali ke tanah kelahirannya. Maka beliau kembali dan Fas kedesa beliau ditepi daerah Jazulah. Kemudian beliau dengan kesendiriannya itu bertemu Syekh Abu Abdilah Muhammad bin Abdullah Al-Shaghir seorang penduduk dipinggiran desa dan beliau berguru Dalail kepadanya.
Riwayat lainnya mengisahkan:
suatu hari Syeikh Sulaiman Al Zazuli akan mengambil air wudhu untuk sholat ketika beliau sedang berjalan disebuah padang pasir. Tetapi beliau tidak mendapatkan alat buat mengambi air dalam sumur. Keadaan itu terus berlangsung sampai ia melihat seorang anak perempuan kecil yang memandanginya dari tempat yang cukup tinggi, lalu anak kecil itu bertanya kepada beliau: “Siapakah Anda?” Beliau kemudian menjelaskan hal ihwal beliau, maka anak itu berkata: “Tuan ini ahli membaca sholawat kepada Rasulullah SAW, dan Tuan ini termasuk orang yang dihormati, mengapa Tuan bingung tidak mendapatkan air?” Kemudian ia pun meludah ke dalam air sumur itu, seketika itu pula airnya naik dan akhirnya memudahkan untuk berwudhu.
Setelah merampungkan wudhunya Syaikh al Jazuli bertanya: “Dengan apa engkau memperoleh karomah (kemuliaan) ini?” Jawabnya: “Karena saya memperbanyak membaca sholawat kepada Nabi SAW, yang mana jika seseorang berjalan di daratan yang tiada makanan & air, bergantunglah binatang-binatang buas kepadanya”.
Lalu beliau bersumpah untuk mengarang sebuah kitab sholawat Nabi SAW, pelindungku, yang melebihi ilmu Aqliyah dan Naqliyah.Sebelum beliau mengajarkan ilmunya dan tarbiyah kepada muridnya beliau melakukan riyadhah / khawat / uzlah selama 14 tahun setelah mendapat talqin (ijazah) Thariqat Syadziliyah. Setelah beliau keluar ke masyarakat, beliau menjadi masyhur di berbagai tempat dan negeri, murid beliau mencapai 12.000 orang lebih.Beliau berkata: “Allah telah berfirman kepadaku: “Wahai hambaKu, sesungguhnya Aku menganugerahkan karomah dan derajat luhur kepadamu ini, karena kamu senang memperbanyak Sholawat kepada NabiKu”.
Wafatnya
Pada tanggal 16 Rabiul Awal 870 H beliau wafat, disemayamkan di desa Sus al Aqsha. Setelah 77 tahun dari wafatnya, jenazahnya dipindahkan ke Marakesy, maka didapati jenazahnya itu utuh sebagaimana waktu dikubur pertama kali. Makamnya banyak diziarahi orang, dikarenakan baunya yang semerbak. Hal ini dikarenakan beliau menyukai membanyakkan sholawat kepada Nabi SAW selama hidupnya. (Asraarur Rabbaniyyah wal Fuyudhatir Rahmaniyyah ‘aas Sholawatid Dardiriyyah, Sy. Ahmad as Showi).
Kemudian Syekh Muhammad Al-Jazuli melaksanakan kholwat untuk beribadah selama 14 tahun dan kemudian keluar dan kholwatnya untuk mengabdikan din dan menyempurnakan pentashihan (pembetulan) kitab “Dalait al Khoirot” pada hari jum’at, 6 Rabi’ul Awwal 82 H. delapan tahun sebelum hari wafatnya.
Adapun Thoriqoh beliau disandarkan pada Syekh Syadzili yang belajar dan Sayyid Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Mudhor Al-Munithi dan Sayid Abu Utsman Sa’id Al-Hartanai dan Sayid Abi Zaid Abdurrahman Al-Rajnaji dan Sayid Abul Fadhil Al-Hindi dan Syekh Ihus Uwais Zamanihi dan Sayid Abu Abdilah Al-Maghribi seorang pengembara yang dimakamkan di Damnaliur AlBukhairoh dan pengikut para orang sholih dan kelompok Thoriholnya muslikin dan seagung-agungnya orang-orang ma’nifat dan Imamnya para wasil, Abul Aqthob yang diperlihatkan oleh Allah terhadap semua pengikutnya sebagai penerus barisan para keturunan Al Hasyimiyyah dan keturunan Nabi, Sayid Abul Hasan ‘Ali Al-Syadzali radtiyallahu ‘anhu yang dilahirkan pada tahun 595 H. dan wafat pada tahun 656 H.
Dinegerinya sebelum beliau merealisasikanSepuluh hal sebagaimana beliau berkata: “Masih ada sepuluh tahun untukmu”, dan beliau mewariskan banyak teman. Adapun murid-murid beliau banyak sekali, diantaranya adalah Syekh Abu Abdillah Muhammad Al-Shoghir Al-Sahli dimana beliau adalah yang tertua dan sahabatnya yang lain, yang menemaninya dalam meriwayatkan Dalail. Kemudian Syekh Abu Muhammad Abdul Karim Al-Mandari dan juga Syekh Abdul ‘Aziz Ab-Tiba’
diantara fadilahnya dalail
 1. Allah, Malaikat dan Rasulullah SAW akan bersalawat kepadanya.
2.    Meninggikan derajat, menghapuskan kejahatan dan bersalawat itu sebanding dengan memerdekakan sepuluh orang hamba sahaya
3.    Menjadi syafa’ah dan kesaksian Nabi Muhammad SAW
4.    Menjadi sebab terlepas dari penyakit nifaq dan terlepas dari api neraka serta mengangkatnya kepada derajat para syuhada
5.    Menjadi kifarat baginya dan zakat bagi amalnya
6.    Menjadi sebab berdekatan dengan bahu Rasulullah SAW di pintu syurga
7.    Menjadi istighfar bagi yang mengatakannya dan menggembirakan matanya
8.    Sekali bershalawat mendapat pahala kirat (nama timbangan) seperti gunung Uhud.
9.    Malaikat berdiri pada kubur Nabi SAW memberitahukan  bahwa si pulan bin pulan telah bersalawat kepada Nabi SAW
10.    Menjadi sebab banyak mendapat pahala
11.    Menjadi sebab mencukupi kepentingan di dunia dan akhirat dan ampunan dosa
12.    Menjadi penghapus kesalahan seperti air menghapus api
13.    Satu kali bersalawat menghapuskan dosa sepuluh tahun dan mencegah orang-orang yang menghafalnya ditulis dosa selama tiga hari serta terpelihara dari masuk neraka
14.    Menjadi sebab terlepas dari huru hara hari kiamat
15.    Menjadi sebab ridha Allah Ta’ala
16.    Menjadi sebab mendatangkan rahmat
17.    Menjadi sebab aman dari kemurkaan Allah Ta’ala
18.    Menjadi sebab masuk dalam naungan ‘Araisy
19.    Menjadi sebab berat timbangan dan terlepas dari api neraka
20.    Menjadi sebab bagi aman dari haus pada hari qiyamat
21.    Shalawat kepada Nabi SAW dapat memegang tangan orang-orang yang tergelincir pada sirathal mustaqim sehingga dia dapat melaluinya.
22.    Barangsiapa yang bersalawat kepada Nabi SAW dalam satu hari sebanyak seribu kali, maka tidak dia mati sehingga melihat tempat kediamannya dalam syurga
23.    Menjadi sebab banyak isteri dalam syurga
24.    Shalawat itu sebanding dengan dua puluh peperangan jihad fi sabilillah
25.    Shalawat itu sebanding dengan sadaqah
26.    Seratus kali bersalawat pada satu hari sama dengan seribu seribu kebaikan dan sebanding dengan seratus sadaqah maqbulah serta menghapus seribu seribu kejahatan
27.    Shalawat seratus kali pada setiap hari menjadi sebab terpenuhi seratus kebutuhan, tujuh puluh untuk akhirat dan tiga puluh untuk dunia
28.    Shalawat satu kali menjadi sebab terpenuhi seratus kebutuhan
29.    Orang yang bersalawat seratus kali pada suatu hari, maka sama dengan orang yang berkekalan ibadah sepanjang hari dan malam
30.    Merupakan yang paling dicintai amal kepada Allah
31.    Merupakan hiasan majelis dan cahaya pada sirathal mustaqim pada hari kiamat
32.    Dapat menafikan kefakiran
33.    Orang yang paling banyak bersalawat merupakan orang yang paling baik dengan Nabi SAW
34.    Berkat dan faedah shalawat didapati oleh seseorang, anaknya dan anak dari anaknya
35.    Orang yang bershalawat tidak ditanyai Allah tentang kewajibannya
36.    Orang yang bershalawat kepada Nabi SAW lima puluh kali dalam sehari, maka Nabi SAW akan berjabat tangan dengannya pada hari kiamat
37.    Shalawat menjadikan suci hati.

2 comments:

  1. Saya minta izin untuk mengamalkan kitab dalail ini ya syaikhi

    ReplyDelete
  2. اهلا وسهلا بحضوركم برك الله

    ReplyDelete

Charly setia band nyantri di pp syaichona cholil

https://youtu.be/2ELP8ewuNHc https://youtu.be/2ELP8ewuNHc